Sunday, June 10, 2012

tempat maksiat (part 1)

pada suatu hari, pendekar alis tiga membeli sebuah rumah, uang hasil mengajar silat selama kurang lebih 5 tahun (plus sumber2 pemasukan lain). pendekar alis tiga tinggal di rumah itu bersama istri dan 1 orang anak perempuan. mereka hidup bahagia hingga suatu saat tidak jauh dari rumah mereka dibangunlah sebuah  pusat hiburan malam. di tempat hiburan tersebut orang2 banyak melakukan perbuatan2 yang tercela seperti minum2an keras, main perempuan, judi dan lain sebagainya.

pendekar alis tiga kemudian merasa khawatir, karena dengan adanya pusat hiburan malam di dekat rumahnya tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan anak perempuannya kelak, dan juga perbuatan2 yang dilakukan di tempat itu sebetulnya dilarang oleh peraturan negara dimana pendekar alis tiga tinggal.

lalu pendekar alis tiga mengumpulkan masyarakat sekitar untuk berdiskusi, "wahai tetangga2 ku, apakah kalian sudi di tempat kita ada pusat hiburan yang isinya orang2 yang melakukan perbuatan tercela?" sungguh masa depan anak-anak kita akan menjadi rusak jika mereka terpengaruh oleh perbuatan-perbuatan buruk seperti itu, sungguh kewajiban kita bukan hanya melakukan dan menganjurkan perbuatan baik, tetapi juga mencegah perbuatan tercela. kita harus berusaha mencegah semaksimal mungkin dengan tangan dan juga dengan lisan, atau setidak-tidaknya kita membencinya di dalam hati, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.

masyarakat pun setuju dengan argumen pendekar alis tiga, lalu mereka pergi ke aparat penegak hukum untuk melaporkan tentang adanya pusat hiburan yang meresahkan masyarakat tersebut. karena tidak dikehendaki masyarakat dan juga pusat hiburan tersebut bertentangan dengan peraturan di negri ini.

akan tetapi masyarakat tidak mendapat respon yang baik dari aparat penegak hukum, karena pengelola pusat hiburan tersebut memiliki pelindung yang merupakan oknum dari penegak hukum, sehingga tempat hiburan tersebut tetap berjalan seperti biasa dan tidak ada tindakan apa-apa terhadap mereka.

masyarakat pun geram dan akhirnya bersiap-siap mendatangi pusat hiburan tersebut untuk ditutup secara paksa. hancur leburlah pusat maksiat itu.




No comments:

Post a Comment